Transistor
2.1.1
Transistor
Transistor adalah alat semikonduktor yang
dipakai sebagai penguat, sebagai sirkuit pemutus dan penyambung (switching),
stabilisasi tegangan, modulasi sinyal atau sebagai fungsi lainnya. Transistor dapat
berfungsi semacam kran listrik, dimana berdasarkan arus inputnya (BJT) atau
tegangan inputnya (FET), memungkinkan pengaliran listrik yang sangat akurat
dari sirkuit sumber listriknya.
Transistor through-hole (dibandingkan dengan
pita ukur sentimeter)
Pada umumnya, transistor memiliki 3 terminal. Tegangan atau arus yang dipasang di satu terminalnya mengatur arus yang lebih besar yang melalui 2 terminal lainnya. Transistor adalah komponen yang sangat penting dalam dunia elektronik modern. Dalam rangkaian analog, transistor digunakan dalam amplifier (penguat). Rangkaian analog melingkupi pengeras suara, sumber listrik stabil, dan penguat sinyal radio.
Pada umumnya, transistor memiliki 3 terminal. Tegangan atau arus yang dipasang di satu terminalnya mengatur arus yang lebih besar yang melalui 2 terminal lainnya. Transistor adalah komponen yang sangat penting dalam dunia elektronik modern. Dalam rangkaian analog, transistor digunakan dalam amplifier (penguat). Rangkaian analog melingkupi pengeras suara, sumber listrik stabil, dan penguat sinyal radio.
Dalam rangkaian-rangkaian digital, transistor
digunakan sebagai saklar berkecepatan tinggi. Beberapa transistor juga dapat
dirangkai sedemikian rupa sehingga berfungsi sebagai logic gate, memori, dan
komponen-komponen lainnya.
Cara kerja transistor :
Dari banyak tipe-tipe transistor modern, pada
awalnya ada dua tipe dasar transistor, bipolar junction transistor (BJT atau
transistor bipolar) dan field-effect transistor (FET), yang masing-masing
bekerja secara berbeda.
Transistor bipolar dinamakan demikian karena kanal konduksi utamanya menggunakan dua polaritas pembawa muatan: elektron dan lubang, untuk membawa arus listrik. Dalam BJT, arus listrik utama harus melewati satu daerah/lapisan pembatas dinamakan depletion zone, dan ketebalan lapisan ini dapat diatur dengan kecepatan tinggi dengan tujuan untuk mengatur aliran arus utama tersebut.
FET (juga dinamakan transistor unipolar) hanya
menggunakan satu jenis pembawa muatan (elektron atau hole, tergantung dari tipe
FET). Dalam FET, arus listrik utama mengalir dalam satu kanal konduksi sempit
dengan depletion zone di kedua sisinya (dibandingkan dengan transistor bipolar
dimana daerah Basis memotong arah arus listrik utama). Dan ketebalan dari
daerah perbatasan ini dapat dirubah dengan perubahan tegangan yang diberikan,
untuk mengubah ketebalan kanal konduksi tersebut.
Secara umum, transistor dapat dibeda-bedakan
berdasarkan banyak kategori:
v
Materi semikonduktor:
Germanium, Silikon, Gallium Arsenide
v
Kemasan fisik: Through
Hole Metal, Through Hole Plastic, Surface Mount, IC, dan lain-lain
v
Tipe: UJT, BJT, JFET,
IGFET (MOSFET), IGBT, HBT, MISFET, VMOSFET, MESFET, HEMT, SCR serta
pengembangan dari transistor yaitu IC (Integrated Circuit) dan lain-lain.
v
Polaritas: NPN atau
N-channel, PNP atau P-channel
v
Maximum kapasitas daya:
Low Power, Medium Power, High Power
v
Maximum frekwensi kerja:
Low, Medium, atau High Frequency, RF transistor, Microwave, dan lain-lain
v
Aplikasi: Amplifier,
Saklar, General Purpose, Audio, Tegangan Tinggi, dan lain-lain
BJT
BJT
(Bipolar Junction Transistor) adalah salah satu dari dua jenis transistor. Cara
kerja BJT dapat dibayangkan sebagai dua dioda yang terminal positif atau
negatifnya berdempet, sehingga ada tiga terminal. Ketiga terminal tersebut
adalah emiter (E), kolektor (C), dan basis (B).
Perubahan arus listrik dalam jumlah kecil pada terminal basis dapat menghasilkan perubahan arus listrik dalam jumlah besar pada terminal kolektor. Prinsip inilah yang mendasari penggunaan transistor sebagai penguat elektronik. Rasio antara arus pada koletor dengan arus pada basis biasanya dilambangkan dengan β atau hFE. β biasanya berkisar sekitar 100 untuk transistor-transisor BJT.
Perubahan arus listrik dalam jumlah kecil pada terminal basis dapat menghasilkan perubahan arus listrik dalam jumlah besar pada terminal kolektor. Prinsip inilah yang mendasari penggunaan transistor sebagai penguat elektronik. Rasio antara arus pada koletor dengan arus pada basis biasanya dilambangkan dengan β atau hFE. β biasanya berkisar sekitar 100 untuk transistor-transisor BJT.
FET
FET
dibagi menjadi dua keluarga: Junction FET (JFET) dan Insulated Gate FET (IGFET)
atau juga dikenal sebagai Metal Oxide Silicon (atau Semiconductor) FET (MOSFET).
Berbeda dengan IGFET, terminal gate dalam JFET membentuk sebuah dioda dengan
kanal (materi semikonduktor antara Source dan Drain).
Secara
fungsinya, ini membuat N-channel JFET menjadi sebuah versi solid-state dari
tabung vakum, yang juga membentuk sebuah dioda antara antara grid dan katode.
Dan juga, keduanya (JFET dan tabung vakum) bekerja di "depletion
mode", keduanya memiliki impedansi input tinggi, dan keduanya
menghantarkan arus listrik dibawah kontrol tegangan input.
FET
lebih jauh lagi dibagi menjadi tipe enhancement mode dan depletion mode. Mode
menandakan polaritas dari tegangan gate dibandingkan dengan source saat FET
menghantarkan listrik.
Jika
kita ambil N-channel FET sebagai contoh: dalam depletion mode, gate adalah
negatif dibandingkan dengan source, sedangkan dalam enhancement mode, gate
adalah positif. Untuk kedua mode, jika tegangan gate dibuat lebih positif,
aliran arus di antara source dan drain akan meningkat. Untuk P-channel FET,
polaritas-polaritas semua dibalik. Sebagian besar IGFET adalah tipe enhancement
mode, dan hampir semua JFET adalah tipe depletion mode.
Menentukan Kaki-kaki Transistor Menggunakan Multimeter
Mencari Kaki Base :
1. Siapkan
multimeter dan atur pada pengukuran ohm meter X100
2. Lakukan
pengukuran seperti gambar di atas ini.
3. Perhatikan
penunjukkan pergerakan jarum. Apabila jarum bergerak ke kanan dengan posisi
probe yang satu tetap pada kaki 3 dan probe lainnya pada kaki 1 atau kaki 2
berarti kaki 3 adalah base transistor. Jika probe positif yang berada pada kaki
3 berarti transistor tersebut berjenis NPN, sebaliknya jika probe negatif
berada pada kaki 3 berarti transistor tersebut berjenis PNP.
Mencari Kaki Kolektor dan Emitor :
1.
Misal transistor yang kita
gunakan berjenis NPN
2.
Lakukan pengukuran seperti
gambar dibawah…
3. Perhatikan
penunjukkan jarum, apabila jarum bergerak ke kanan maka kaki 1 (pada probe positif)
adalah emitter dan kaki 2 (pada posisi probe negatif) adalah kolektor. Atau
Jika dipasang kebalikkannya (probe positif pada kaki 2 dan probe negatif pada
kaki 1) dan jarum tidak bergerak, maka kaki 1 adalah emitter dan kaki 2 adalah
kolektor.
Untuk transistor jenis PNP dapat dilakukan seperti
diatas dan hasilnya kebalikan dari transistor jenis NPN.
Cara kerja transistor :
Prinsip dasar dari kerja transistor adalah tidak akan
ada arus antara colektor dan emitor apabila pada basis tidak diberi tegangan
muka atau bias. Bias pada basis ini biasanya diikuti dengan sinyal-sinyal atau
pulsa listrik yang nantinya hendak dikuatkan, sehingga pada kolektor, sinyal
yang di inputkan pada kaki basis telah dikuatkan. Kedua jenis transistor baik
NPN ataupun PNP memiliki prinsip kerja yang sama.
Komentar
Posting Komentar